Monday, October 28, 2019

Putri Baim Jadi Manten Series: Memutuskan Menikah

Hola guys,

Maafkan kalo series ini terbengkalai dan belum di update lagi padahal ini udah hampir 8 bulan sejak Putri Baim jadi Manten, wew ga kerasa deh kayaknya baru kemaren. Tapi tiba-tiba kepikiran aja buat bahas ini, kayaknya ini bahkan lebih penting daripada proses pencarian vendor dan lain-lain karena ini adalah inti dari sebelum nyari vendor bahkan, ya ga sih, masa mau cari vendor sebelum memutuskan mau menikah, kan lucu wkwk.

Bhaiklah, jadi sebelum aku dan Baim memutuskan untuk menikah, apakah yang kami lakukan? nyari wangsit dimana kalo kita ngerasa masing-masing adalah jodoh yang terbaik bagi masing2? Tentunya ya pasti kami selalu berdoa kepada Allah Swt agar dimudahkan jalannya apabila kami berjodoh, dan dijauhkan apabila kami tidak berjodoh, tapi selain berdoa tentu ada hal lain yang kami lakukan.

Somehow sejak awal ketemu lagi yang ceritanya bisa dibaca disini, aku udah semacam yakin aja gitu kalo Baim will be the one apalagi restu ortu udah di tangan, bahkan sudah direstui sebelum diminta wkwk. Tapi ya kami bukan juga yang terus tidak berjuang dan santai-santai let it flow.

Waktu itu aku pernah baca di blognya ka Annisast tentang 30 pertanyaan yang harus dijawab sebelum menikah, nah awalnya kita coba jawab-jawabin pertanyaan disitu dulu ya namanya juga kita kan dua manusia berbeda pastinya punya pemikiran berbeda juga karena kita dibesarkan juga di lingkungan keluarga yang berbeda, jadi menurutku penting banget buat at least tau lebih dalam soal pemikiran masing-masing, artikel itu juga selalu aku rekomendasikan kepada teman-temanku yang sedang berjuang menuju jenjang pernikahan, karena itu juga bisa menyelamatkan kita dari perceraian akibat perbedaan prinsip yang mana sangat populer di kalangan selebritis, dan sebagai orang hukum aku pun sadar betul bahwa disclaimer dan agreement di awal itu sangat penting, jadi ketika di tengah jalan terjadi suatu hal kita bisa tengok lagi ke belakang bagaimana perjanjian kita sebelumnya, walaupun tidak dikuatkan dalam prenup agreement, tapi at least ya sudah tahu sama tahu gitu lho.

Selain artikel dari ka Annisast itu juga kita coba buat googling contoh-contoh questions before marriage lainnya, banyak tersedia kok di Google. Hal-hal yang kita pikirkan berbeda kita diskusikan bersama kira-kira gimana jalan tengahnya, dan tentunya filenya kita simpan baik-baik semoga aja sih ga butuh buat dibuka hehe.

Apa ajakah yang harus dibahas? paling penting masalah finansial sih kaya siapa yang harus cari nafkah, apakah istri boleh bekerja, siapa yang pegang uang apakah masing-masing atau di pool si istri/suami, kalo ada yang mau pinjem uang bagaimana, apakah suami/istri masih boleh kirim uang ke keluarga. Bayangin aja kalo kamu gila kerja, extrovert, pendidikan setinggi langit, seneng ketemu orang, biasa punya uang sendiri, terus tiba-tiba kamu harus jadi istri yang cuma boleh stay at home dan uang jajan dijatah sama suami tiap bulan, bisa-bisa kan kamu jadi gila, ya extreme sih, tapi tujuan menikah kan untuk sama-sama bahagia jadi menurutku ini penting banget dibahas sebelum menikah, mungkin 1-2 bulan kamu masih bisa nurut-nurut aja dan legowo misalnya pilihan kalian berbeda, tapi nikahkan untuk seumur hidup, apakah kamu sanggup?

Terus masalah punya anak atau tidak, aku sering denger juga ada yang istrinya mau punya anak suaminya engga, atau sebaliknya, ada yang pasangannya maunya punya anak sebanyak2nya tapi pasangan satunya pengennya dukung program KB pemerintah, ini penting banget buat dibahas berdua, karena anak itu kan tanggung jawab ayah dan ibunya, jangan sampe kamu dari dulu suka anak kecil dan cita-cita punya anak banyak kemudian suamimu maunya childless marriage, ini harus banget diketahui sebelom menikah, kemudian jika kalian pengen punya anak tapi ternyata ga dikasih sama yang Maha Kuasa kalian mau adopsikah atau mau berdua aja terus sampai akhir hayat, penting buat dibahas.

Masalah mau tinggal dimana ini juga penting, apakah nyaman kalo nyampur di PIM alias Pondok Indah Mertua atau maunya pisah dari orang tua walaupun cuma bisa ngekos kalo belom sanggup beli rumah, aku udah denger juga banyak kasus perceraian karena hal ini bahkan ketika sudah punya anak, tentu kalian gamau kan, jadi masalah ini harus diclearkan banget, dan kalo misalnya kalian sudah sepakat mau tinggal pisah tapi orang tua salah satu maksa untuk tinggal bareng kalian mau solusinya seperti apa, harus banget dibahas sebelum jadi masalah. Dan sebisa mungkin sudah disounding ke ortu masing-masing tentang hal ini.

Pekerjaan rumah juga harus dibagi, apakah istri setuju semua pekerjaan rumah istri yang urus, apakah mau ambil tenaga bantuan dari luar, apakah suami istri bagi-bagi tugas di rumah. Pernah nih aku baca, istri ngerasa ga sanggup ngerjain pekerjaan rumah sendiri sementara suami gamau kalo ada orang lain di rumah alias gamau pake ART, tapi suaminya juga ga bantuin pekerjaan rumah tangga karena menganggap itu adalah pekerjaan wanita, yang ada istri jadi sakit lahir batin. Jangan sampe yang kaya gini kejadian di rumah tangga kalian ya.

Masalah bersosialisasi dan me time juga penting dibahas, apakah istri boleh ikut arisan atau rutin nyalon dll, apakah suami boleh lanjutin hobinya koleksi motor, ini penting banget dibahas karena ga sedikit pasutri yang kucing-kucingan masalah kaya gini, istri gasuka sama hobi suami tapi suami stress kalo gaboleh lanjutin hobinya jadinya harus bohong-bohong sama istri, ada juga istri yang stress banget karena suami gabolehin istri keluar rumah tanpa suami sekedar buat arisan atau nyalon. Tentu ini akan menimbulkan rumah tangga yang tidak sehat.

Alhamdulillah sih setelah berdiskusi menjawab pertanyaan-pertanyaanb tersebut, kami merasa memang lebih banyak persamaannya, ada juga yang berbeda tapi bisa kami diskusikan tanpa harus gontok-gontokan. Semoga insya Allah kami akan selalu berjodoh. Tentu aja jawaban-jawaban dari sebelum menikah tersebut bisa saja berubah seiring bergulirnya waktu dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, dan tentunya tetap harus disepakati bersama. Tapi kalo dari awal kalian menjawab pertanyaan dirasa kok ya banyak banget perbedaannya, coba deh ditanyakan lagi, yakin ga nih mau nikah kalo begini? yakin ga nih bakalan sanggup kompromi? karena kalo aku disuruh mendefinisikan pernikahan dalam satu kata pasti kata yang aku pilih adalah "Kompromi/Compromise" karena ya memang ga ada kayaknya pernikahan tanpa kompromi sih, itu adalah hal yang harus dijalani seumur hidup selama pernikahan berlangsung. Kalo komprominya kebanyakan apa sanggup selalu menggencet ego? karena pada dasarnya manusia itukan adalah makhluk yang egois.

Buat kamu-kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan, semoga postingan ini bisa membantu ya supaya lebih yakin, jangan takut menikah karena menikah itukan menggenapkan setengah agama dan merupakan ibadah terpanjang selama hidup, untuk perempuan terutama, menikah itu adalah memilih jalan kita ke surga, karena surganya istri kan ada di suami. Kalo kamu memilih suami yang bikin makan ati terus ya kamu memilih jalan ke surga yang berliku dan berat, kalo milihnya suami yang baik hati dan mau diajak kompromi tentu jalan ke surga yang kamu pilih itu akan lebih menyenangkan ya tho?




No comments:

Post a Comment