Monday, June 27, 2016

Pencarian Tambatan Hati: Yogurt Edition

Halo semuanya apa kabar? Masih semangat puasanya? Insya Allah ya

Kali ini aku mau membahas mengenai minuman yogurt, oke sebenarnya dari dulu aku tidak suka yang namanya yogurt, aku bukan penggemar sesuatu yang asam dan menurutku yogurt itu rasanya terlalu asam untuk seleraku, walaupun aku tahu yogurt itu banyak manfaatnya salah satunya sebagai natural remedies karena banyak kandungan yang dapat mencegah berbagai penyakit, dan karena itu aku berusaha untuk menyukai yogurt, mungkin aku akhirnya baru berhasil menyukai yogurt sekitar 2 tahun yang lalu, sejak aku mencoba yogurt dari Heavenly Blush, dan ternyata asamnya pas, gak terlalu asam sampai membuat trauma seperti yogurt yang pernah aku coba sebelumnya.

Aku itu tipenya setia haha, alias kalo udah nyaman sama suatu hal biasanya aku males nyobain sesuatu yang baru, sejak aku kenal Heavenly Blush terutama yang rasa Peach, aku pun kalo beli yogurt selalu itu, ditambah waktu aku menjalani diet mayo salah satu cemilan yang diberikan oleh pihak katering adalah yogurt Heavenly Blush rasa Peach, perfect seperti yang aku suka, dan akhirnya karena minuman itu disarankan dalam diet mayo aku pikir pasti bagus dong buat dijadiin cemilan seterusnya bahkan setelah diet selesai, banyak manfaatnya dan gak bikin gendut.



Buat kamu yang ingin diet seperti aku #menatapnanarangkatimbangan, ada waktu-waktu yang baik untuk memaksimalkan konsumsi yogurt untuk membantu dietmu (dan juga untuk hidup sehat), yaitu saat sarapan sebagai pengganti sarapan karena dia ringan tidak terlalu berat sehingga baik untuk menjaga tubuh ideal, sebelum makan siang agar kamu sudah merasa lebih kenyang duluan sehingga makannya tidak terlalu banyak, dan sebelum tidur karena kandungan serat prebiotiknya bisa melancarkan pencernaan sehingga tubuh akan terasa lebih bersih di pagi hari, yogurt juga bisa kamu konsumsi sebagai cemilan diantara waktu makan dan saat sibuk saat kamu tidak sempat makan.

Walaupun begitu melihat banyak pilihan yogurt di supermarket membuat aku penasaran, cuma kadang aku takut aja mau nyoba yang baru, tapi akhirnya aku beranikan diri untuk mencoba yogurt lain yang sudah cukup lama membuat aku penasaran. Jika orang-orang kerap membuat postingan battle of the lipstick atau battle of the mascara, kenapa gak coba aku buat battle of the yogurt yah, let's see apakah aku tetap setia dengan cinta pertamaku atau akhirnya aku menemuka tambatan hati baru? #tsaah




Okay dua yogurt yang akan aku bandingkan adalah Heavenly Blush dan Cimory, karena rasa yang beririsan hanya rasa strawberry jadi rasanya lebih fair kalau yang kita bandingkan side by side adalah yang rasa strawberry.



Kalo dilihat dari segi ekonomi Cimory lebih ekonomis karena untuk sebotol isi 250ml harganya sekitar 8500 sementara Heavenly Blush untuk isi 200ml harganya 9000an.




Dari segi packaging, Heavenly Blush yang menggunakan teknologi pengemasan aseptis dari Tetra Pack ini lebih mudah jika harus dibawa-bawa, sehingga bisa diminum dimana saja kapan saja karena tidak perlu dimasukkan ke kulkas, bisa diminum dingin ataupun suhu ruangan. Sementara Cimory hanya bertahan maksimal 9 jam di luar kulkas, jadi lebih memungkinkan untuk diminum dalam keadaan dingin, tapi dia bentuknya botol yang bisa ditutup lagi kalau tidak sekali minum abis, aku anaknya tipe yang kalo minum seteguk-seteguk gitu jadi lumayan seneng juga kalo minuman tidak harus langsung habis haha, tapi aku gabisa minum dingin karena sinus dan amandel.






Dari segi komposisi, kalori yang terkandung dalam Cimory lebih banyak (220 kkal dengan lemak total sebanyak 7g atau 11%) dibandingkan Heavenly Blush (100 kkal dengan lemak total sebanyak 2g atau 3%), karbohidrat total Cimory juga lebih besar (33g atau 11%) dibandingkan Heavenly Blush (17g atau 6%) jadi dapat diambil kesimpulan kalau buat yang diet Heavenly Blush lebih bersahabat. Kalsium yang terkandung dalam Heavenly Blush juga lebih banyak 355mg atau 45% sementara Cimory hanya 20%. Cimory unggul dalam hal terdapat Vitamin-Vitamin seperti A, D, B2 dan B12 sementara dalam Heavenly Blush hal ini tidak dicantumkan. Protein yang terkandung dalam Cimory juga lebih banyak (6g atau 10%) dibandingkan Heavenly Blush (4g atau 6%).



Dari segi ketahanan, Heavenly Blush memiliki tanggal kadaluarsa yang lebih lama, mungkin ini dikarenakan Heavenly Blush diproses secara aseptis sehingga bisa tahan lama walaupun di suhu ruangan dengan tanpa bahan pengawet.

Dari segi varian, Cimory memiliki lebih banyak varian ada 9 rasa sementara Heavenly Blush memiliki 3 rasa.




Dan yang tidak kalah penting a.k.a last but not least dari segi rasa, menurutku Cimory masih terlalu asam untuk seleraku, sementara Heavenly Blush rasanya lebih pas agak asam tapi juga ada manisnya. Untuk rasa strawberrynya sendiri menurutku Heavenly Blush rasa strawberrynya lebih kuat, mungkin karena kandungan pure strawberrynya lebih banyak yaitu 0,4 dibanding Cimory yang hanya 0,1.

Menurutku kita harus teliti dalam memilih yogurt, selain kandungannya apakah memiliki manfaat lebih seperti rendah lemak, rendah gula, tinggi kalsium, dan mengandung Prebiotic, aspek-aspek yang aku jabarkan di atas juga penting untuk diperhatikan. Tidak ada produk yang sempurna, semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi untuk aku pribadi setelah memperhatikan dan menimbang, maka aku memutuskan *bahasa anak hukum abis*, aku tetap setia pada Heavenly Blush Yogurt, bisa dibawa kemana-mana, bisa diminum dalam keadaan tidak dingin, kalorinya lebih rendah, kalsiumnya lebih tinggi dan yang terpenting asamnya pas plus ada rasa peach kesukaanku. Tapi untuk selingan rasa bisa juga Cimory jadi alternatif.

Sudahkah kamu minum yogurt hari ini?

Glowing Ramadhan Look with #PanasonicBeautyID

Hola beauties,

Assalamualaikum wr wb

Beberapa waktu lalu aku berkesempatan untuk menghadiri blogger gathering bersama Female Daily dan Panasonic Beauty yang diadakan di The Hook Senopati, tema yang diusung adalah Glowing Ramadhan Look. Pada kesempatan kali ini untuk pertama kalinya aku mencoba beauty tools dari Panasonic Beauty, ada beberapa tools yang baru dan menurutku sangat menarik, pada waktu itu di masing-masing meja terdapat 2 buah tools yang dapat dicoba, yaitu Facial Ionic Steamer EH-SA31 dan Hair Stratightener EH-HS95, tapi karena aku menggunakan hijab jadi aku tidak bisa mencoba hair straightenernya.

Ini dia penampakan beauty tools dari Panasonic Beauty





Pertama-tama ada kata sambutan terlebih dahulu dari pihak Panasonic Beauty, menjelaskan mengenai tools yang ada, dan juga ada kak Theresia Juanita yang pernah memenangkan lomba Panasonic Zoom In Beauty dan membagi kisahnya.



Yang paling aku nantikan adalah demo make up dari mbak Hepi David, karena aku suka bangeeet sama hasil karyanya, jadi menurutku acara ini kesempatan emas untuk belajar teknik make up dari salah satu MUA yang oke punya, tema make upnya sama seperti tema besar acara yaitu glowing look, sambil Mbak Hepi memainkan tangan lihainya ke muka model sambil menjelaskan, kami pun dipersilahkan untuk mengikuti dan mempraktekkan langsung ke wajah sendiri, aku suka banget sama hasilnya, aku pun sampai membuat tutorialnya di YouTube channel aku, supaya aku gak lupa step by step dan teknik yang diajarin sama Mbak Hepi David, videonya bsia ditonton disini.



Sebelum memulai make up Mbak Hepi membersihkan wajah model dan model diminta untuk menggunakan Panasonic Ionizer yang berfungsi untuk membersihkan dan juga melembabkan wajah sehingga make up lebih mudah diaplikasikan dan juga lebih tahan lama.


Final "Glowing Make Up Look" ala Mbak Hepi David

Selanjutnya ada demo hair styling dari Mas Adar, aku pengen banget belajar hair styling dari lama, sayangnya aku gak bisa langsung mempraktekkan saat itu juga menggunakan hair stragthener dari Panasonic Beauty karena aku berhijab, tips dari Mas Adar memang aku butuhkan karena aku sejak lama ingin belajar bagaimana membuat wavy hair dengan menggunakan hair straightener, tipsnya adalah dengan menggelung perlahan dan menariknya ke atas dan jangan digosok2 berulang2 karena hal tersebut dapat membuat rambut jadi rusak. Hair straightener dari Panasonic Beauty memiliki berbagai keunggulan dibandingkan produk lainnya, diantaranya terdapat lapisan photoceramic yang menjaga warna rambut, mengandung nano-e sehingga tidak merusak rambut, ada 5 pilihan suhu yang bisa diatur sesuai kehendak, dan tidak perlu waktu lama untuk menunggu sampai hair straightener tersebut siap untuk digunakan, cukup 10 detik saja.

Mas Adar sedang menjelaskan beauty tools dari Panasonic Beauty


Hasil karya Mas Adar pada model dengan menggunakan Panasonic Beauty Hair Straightener EH-HS95
Produk yang menjadi favorit dan masuk ke dalam wishlistku adalah Facial Ionic Steamer EH-SA31, karena aku udah coba dan rasanya nyaman banget, uap airnya mengandung partikel nano, bisa melembabkan sekaligus membersihkan wajah, cukup 6 menit saja dan rasanya sudah kayak spa di rumah, jadi kalau sudah pakai alat ini jika mau bermake up tidak perlu menggunakan pelembab lagi, dan saat puasa dimana tubuh tidak mendapatkan asupan cairan selama berjam-jam dan bisa menyebabkan kulit jadi kering kalo pake alat ini cucok bingits lah, ah mauuu.

aku saat mencoba facial ionic steamer


Acara selanjutnya adalah buka puasa bersama dan bagi-bagi hadiah untuk yang bisa menjawab pertanyaan serta best post di social media juga best look. Sayang sekali aku gak menang hehehe.




It was super fun dan banyak ilmu baru yang bisa di dapat, thank you so much Female Daily udah mengundang aku ke acara Panasonic Beauty Glowing Ramadhan Look ini :D
 #beautifullyours #PanasonicBeautyID

Friday, June 24, 2016

QL Cosmetic Eyebrow Cream Review + Tutorial Membentuk Alis Tanpa Dicukur

Hola beauties, 

Kali ini aku kembali dengan review produk lokal a.k.a aseli Indonesia raya bernama QL Cosmetic. Aku berkesempatan mencoba QL Eyebrow Cream, alis merupakan salah satu feture terpenting pada wajah, karena alis merupakan bingkai wajah, jadi jaman sekarang mungkin orang lebih baik gak bawa payung daripada gak pake alis kalo ke luar rumah yah.


QL Eyebrow Cream ini menurutku agak unik dan langka, tidak seperti produk alis kebanyakan, tapi aku sangat menghargai inovasi ini, biasanya eyebrow cream hadir dengan kemasan jar dan kuas terpisah, dan biasanya tidak travel friendly karena cukup makan tempat dan ribet bawa jar sama kuas, tapi QL Cosmetic menyertakan cream dan kuas dalam satu packaging yang mana juga berbentuk seperti marker sehingga sangat space friendly dan pastinya bisa dibawa kemana saja dengan mudah.




Cream

Brush
Aku sangat senang karena QL Cosmetic Eyebrow Cream ini sangat mudah diaplikasikan, selain itu walaupun hanya tersedia dalam satu warna, tetapi warnanya sangat cocok dengan mayoritas orang Indonesia yang memiliki rambut hitam, selain itu produk ini juga tahan air dan tidak luntur, sehingga tidak perlu khawatir kalau di tengah hari tiba-tiba alis kamu buntung dan tidak perlu repot-repot touch up, karena produk ini tahan air jadi membersihkannya harus dengan make up remover yang berbahan dasar minyak.

keterangan warna di box


warna di tangan

setelah diberi air dan digosok, warnanya tetap stay
Dunia peralisan ini juga menimbulkan gonjang ganjing, karena beberapa mazhab berkata bahwa gak boleh tuh mencukur alis, tapi aku gak mau berdebat fiqih lah di sini, kalo kalian percaya alis boleh dicukur atau tidak silahkan kembali pada keyakinan masing-masing, nah tapi... gak boleh mencukur alis juga menimbulkan masalah tersendiri, karena sulit membentuk alis yang bagus kalau tidak dicukur, nah kali ini aku juga menyertakan tutorial cara membentuk alis tanpa dicukur tapi tetap terlihat rapi.



QL Cosmetics Eyebrow Cream ini bisa di dapatkan di toko kosmetik terdekat atau dibeli secara online melalui qlcosmetic.com

Follow juga social medianya


Thursday, June 23, 2016

Avoskin Day Cream Review

Hola Beauties,

Merawat kulit tentunya penting banget, dan aku cukup suka mencoba-coba berbagai macam skin care karena katanya kalau kita pakai skin care yang sama untuk jangka waktu yang lama bisa-bisa kulit kita jadi kebal walaupun skin carenya memang awalnya cocok sama kita, jadi kalau bisa dirotasi aja dengan yang lain.



Sewaktu aku ditawari untuk mencoba day cream dari Avoskin ini aku tertarik karena ini produk Indonesia dan paraben free, selain itu dia juga diclaim cocok untuk berbagai jenis tipe kulit, wah jarang-jarang kan tuhh produk yang kaya gitu, yuk kita simak reviewnya.




Doctor Clinic Professional
Packagingnya di jar biasa, kesan pertamaku mungil banget, karena memang hanya 10gram, sayangnya tidak dilengkapi dengan spatula jadi kalau mau mengambil produknya usahakan jangan langsung ditoel dari jarnya tapi gunakan spatula atau cotton bud untuk menjaga agar produknya tidak terkontaminasi, produknya sendiri disegel sebelum dibuka. Tapi karena packagingnya yang mungil ini, tentu Avoskin ini menjadi travel friendly.





Begitu dibuka, aku suka banget dengan wanginya, wanginya fresh seperti apel hijau, dan ternyata pas aku lihat kandungannya, memang Avoskin Day Cream ini mengandung ekstrak apel hijau yang diformulasikan dengan vitamin yang kompleks. Avoskin juga dilengkapi dengan UV Protection, dan produk ini diclaim dapat mengurangi dampak UV yang mengakibatkan penggelapan sampai lebih dari 50%.

Ini dia kandungan dari Avoskin




Aku mengpalikasikan Avoskin Day Cream ini setelah mencuci muka dan memakai toner, aku mengambil sekitar satu biji jagung produk lalu digosokkan diantara jari agar hangat, lalu aplikasikan ke sluruh wajah dan leher secara merata, ingat jarinya harus bersih ya. Awalnya aku sempat khawatir karena moiturizer ini terlihat thick, padahal kulitku berminyak, takutnya malah makin-makin berminyak, dan sesaat setelah diaplikasikan Avoskin Day Cream ini terasa agak lengket, tetapi ternyata setelah beberapa saat Avoskin Day Cream ini cepat meresap ke dalam kulit dan tidak lengket lagi, serta tidak membuat wajahku menjadi ladang minyak di siang hari.



Apa sajakah kegunaan dari Avoskin?

source: avoskinbeauty.com


Avoskin Day Cream ini harganya 130.000 untuk 10gram, dan bisa kamu beli di webnya avoskinbeauty.com


Tips Mencari Kuliah S2 dan Beasiswa Luar Negeri ala Reihan Putri

Kisah perjalananku mencari kuliah S2 di luar negeri beserta beasiswanya telah aku jabarkan dalam 3 babak yang bisa kalian baca disini part 1, part 2 dan part 3. Now it's time for the conclusion! walaupun mungkin pengelamanku tidak seberapa dibandingkan banyak orang hebat di luar sana. Tapi kalo mau dirangkum ini bukan tips n tricks lho ya, hanya sharing pengalamanku aja, karena tiap orang beda2 dan punya cara dan jalannya masing2:



1. Aku gamau ngerjain sesuatu dengan setengah hati, pilihannya antara yakin atau tidak sama sekali, bukan sekedar aji mumpung atau apapun, karena sesuatu yg dipaksakan itu menurutku pasti jadinya akan tidak nyaman dan ada beban. Jadi tentunya ini sangat berbeda dengan pemburu beasiswa pada umumnya menebar jaring sebanyak-banyaknya, aku justru fokus dengan target apa yang aku benar-benar inginkan.

2. Gak ada yg salah dengan mencari LoA sebanyak2nya, tapi balik lagi tanya ke diri kita sebenarnya yg kita mau itu apa dan dimana, pikirin juga nasib adek2 kita kalo sekiranya kampus yg udah nerima kita tapi kita tolak2in itu nantinya jadi semacam ngeblacklist kampus asal kita. Dekan kampusku sendiri membatasi hanya mau memberikan rekomendasi bagi satu orang ke beberapa kampus saja. Jadi tentukan pilihan dengan bijak.

3. Jangan malu bertanya, jangan malas, carilah informasi sebanyak2nya, bisa dimulai dengan googling, pretty much semua informasi bisa kamu dapatkan di website univ / beasiswa yang bersangkutan, tetapi kalau kamu butuh info lebih jangan malu bertanya kepada representatif kampus di pameran-pameran pendidikan, atau kirim saja e-mail, sepanjang pengetahuanku mereka sangat welcome menjawab berbagai pertanyaan. Bisa juga bertanya kepada alumni univ yang bersangkutan atau awardee dari beasiswa yang kamu incar.

4. Set priority, kalo bisa bikin to do list dan timeline karena semua beasiswa punya jadwalnya masing-masing. Kalo aku sendiri aku menargetkan dari yang chancenya paling besar, hal tersebut bisa diihat dari jumlah awardee yang diterima di tahun-tahun sebelumnya, dan apakah jurusan kamu termasuk dalam bidang prioritas mereka.

5. Mintalah masukan dari awardee, terutama yang kamu kenal karena akan lebih nyaman, aku yakin sih awardee beasiswa hampir semuanya baik-baik dan mau membantu dan ditanya-tanyain dan menjawab dengan sabar, setidaknya itu yang sudah aku temui selama ini sih, minta tips dari mereka, tanya apa yang kira-kira beasiswa itu cari dari calon awardeenya, kalo berkenan minta tolong sekalian untuk liatin essay atau motivation letter kamu karena itu faktor paling besar dalam penilaian, minta tolong latihan wawancara juga baik. Sebenarnya hal ini bisa kamu lakukan dengan sesama teman pejuang beasiswa juga, kalian bisa saling menilai dan saling membangun, tetapi jika ada yang lebih berpengalaman yang bisa memberi kalian masukan tentu lebih bagus coz they have been there, done that. Aku sendiri waktu itu minta masukan dari banyak banget orang untuk isi essay yang aku buat, kalo di beasiswa StuNed ada 3 pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam maksimal 200 kata, tapi justru itu tantangan terberat, menjelaskan sesuatu dengan singkat, padat dan jelas dan orang yang membaca paham yang kita maksud. Mintalah mereka untuk menilai apakah mereka sudah paham dengan maksud tulisanmu, apakah pemilihan kata-katamu sudah baik, apakah grammarmu sudah benar, mereka bebas memberi masukan, dan terimalah masukan itu sekiranya memang kamu rasa tepat, cuma jangan sampai orang lain over edit yah sampai-sampai jati diri kamu dari tulisan itu hilang.

6. Berdoalah dengan spesifik, dulu bunyi doaku hanya "ya Allah izinkan aku untuk bisa berkuliah S2 di luar negeri dengan beasiswa" setelah mendaftar StuNed dan benar-benar yakin dengan kampus dan jurusan pilihanku di Belanda, aku benar-benar berdoa secara spesifik agar Allah berkenan mengizinkanku lulus dalam beasiswa StuNed dan bisa melanjutkan pendidikan di jurusan Law and Technology Tilburg University. Walaupun di akhir ya tetep sih minta dikasih yang terbaik, supaya kalo gak dikasih yang aku minta, aku juga legowo menerima bahwa memang bukan ini jalan yang terbaik buatku.

7. Berbuat dan bicara baik karena kamu gak tau kapan malaikat akan ikut mengaminkan ucapanmu, and what goes around comes around, mungkin juga aku bisa mendaapatkan beasiswa ini berkat doa para buruh yang teraniaya yang aku lagi bantu kasusnya, who knows?

8. Minta restu orang tua, coz what could be more powerful dari doa orang tua terutama ibu, apalagi kan ridho Allah juga asalnya dari ridho orang tua

Bahkan resumenya aja panjang yah haha, so buat kamu-kamu semua, tuntutlah ilmu sampai negeri Cina, banyak jalan menuju Roma, Man Jadda wa Jadda, Good Luck!!!

Wish me luck too ya, karena perjuangan baru segera dimulai, semoga aku bisa mempertanggungjawabkan amanah yang telah diberikan ini dan menyelesaikan pendidikan S2 tepat waktu dan bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat lagi ke depannya.

See you on top!

Wednesday, June 22, 2016

Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 3

Bagaimana? sudah membaca Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 1 (IELTS dan Swedish Institute) dan Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 2 (LPDP) ?

Di Part 3 ini aku akan menceritakan mengenai beasiswa StuNed dan AAS

Setelah gagal dengan LPDP aku pun berniat menyimpan satu jatah terakhir untuk kapan-kapan, aku mau coba beasiswa lain dulu, tentunya aku sudah browsing-browsing sebelumnya jadi aku tinggal lihat lagi apa saja yang harus aku persiapkan. Waktu itu prioritasku StuNed yang deadlinenya 1 April, Fullbright 15 April dan AAS 30 April. Aku hanya memilih untuk mendaftar beasiswa yang mekanisme pembiayannya full saja, karena sebenarnya beasiswa yang tesedia di luar sana ada buanyaaak banget.

Waktu itu aku pernah mendatangi pameran pendidikan Belanda di Erasmus Huis sampai dua kali, paahal ada beauty event yang lumayan wow tapi aku lebih pilih untuk datang ke Pameran Pendidikan Belanda, waktu itu ada banyak beasiswa yang mempresentasikan beasiswanya, ada StuNed, Beasiswa Unggulan, Beasiswa Dikti, LPDP, Beasiswa kominfo, Beasiswa Spirit, Erasmus +, dan lain sebagainya, sewaktu itu belum pengumuman beasiswa LPDP tapi aku sudah apply, dan begitu aku mendengar presentasi beasiswa StuNed entah kenapa deep inside aku lebih berharap bisa dapat StuNed, dibandingkan LPDP.

Tilburg University

Waktu itu juga aku berkenalan dengan Eduplan Indonesia yang merupakan Agen Tilburg University, dari awal memang aku sudah berniat untuk mendaftar di Tilburg University karena di Belanda hanya Tilburg yang punya jurusan Law and Technology, adalagi sih di Leiden tapi prerequisite coursenya master degree, kan ga mungkin jadinya, lalu aku juga baru tau kalo Tilburg University berkali-kali mendapatkan predikat best law school di Belanda, teteapi Tilburg tidak (belum) masuk list LPDP karena dia hanya punya 6 fakultas, jadi bukan full university. Akhirnya aku dibantu oleh Mas Yunius dari Eduplan untuk mempersiapkan berkas-berkas, aku hanya diberi tahu saja mengenai apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan, tetapi semuanya aku kerjakan sendiri.

Hampir semua univ sekarang daftarnya via website saja, cukup buat akun lalu upload dokumen yang diperlukan dan selesai, tinggal tunggu hasilnya deh berupa letter of acceptance (LoA) atau kalau kurang beruntung ya letter of rejection. Aku sendiri membuat akun di banyak banget universitas, ya gak sampe 10 sih hehe, tapi pada akhirnya yang aku benar- benar selesaikan dan submit hanya di Tilburg saja.

Tanggal 19 Februari aku submit berkas ke Tilburg via MySAS, tanggal 10 Maret 2016 aku mendapatkan conditional LoA, yang artinya aku sudah diterima tetapi belum sepenuhnya, masih ada berkas yang harus aku lengkapi lagi, pada kasusku adlah aku harus mengirimkan dokumen asli yaitu ijazah dan transkrip translate+legalisir asli ke universitasnya, rata-rata universitas di Belanda memang mensyaratkan hal tersebut, biaya kirim dokumennya lumayan wow sih, tapi demi mengejar apply StuNed tanggal 1 April aku mengirimkan dokumen yang diminta via ekspedisi express (tapi lupa nama ekspedisinya) dan diterima sekitar tanggal 14 Maret 2016 oleh pihak Tilburg University, akhirnya status penerimaankupun berubah menjadi unconditional, hanya unconditional LoA yang diterima oleh StuNed.

Conditional LoA

Unconditional LoA


StuNed Scholarship




Setelah mendapatkan unconditional LoA, akupun mulai mempersiapkan berkas-berkas untuk apply beasiswa StuNed, menurutku ini beasiswa yang administrasinya cukup simple, kalo dibandingin sama LPDP sih simple banget, kamu cuma perlu ke webnya, download form aplikasi dan form CV dan lengkapi form sesuai yang diminta, dan attachmentnya ga banyak kok, cuma ijazah, tranksrip, IELTS sama unconditional LoA, as easy as 123 lah ya, gaperlu surat ina, inu, anu.

Di form ada 3 pertanyaan pamungkas yang kamu boleh jawab dalam maksimal 200 kata, pada saat open house di Erasmus, aku mengikuti workshop pembuatan motivation letter yang dibawakan oleh Mbak Inti dari Neso Indonesia, dan disitu aku sangat tercerahkan mengenai cara membuat motivation letter yang baik, dan kata Mbak Inti cara kita membuat motivation letter harus melihat siapakah targetnya, apakah universitas, apakah pemberi beassiwa dari pemerintah dalam negeri, pemerintah luar negeri, dan khusus untuk beasiswa kita harus liat apa sih yang mereka cari. Mbak Inti juga meminta beberapa peserta waktu itu untuk menyebutkan 3 kelebihan mereka dan juga kampus pilihan mereka, intinya jangan hanya menyebutkan kelebihan kita secara abstrak tetapi menjelaskan mengapa kita bisa ngaku2 kalo kita punya kelebihan tersebut. Intinya sih ya dare to be you, but in the best form of yourself.

Selain itu aku juga bergabung dalam support grup di LINE bernama "Preparation StuNed" dimana orang-orangnya sangat baik dan kerap berbagi informasi mengenai pendaftaran StuNed, bagaimana cara mengisi form yang baik dan sebagainya.

Pada tanggal 1 April, OMG deadliner banget yah, akhirnya aku pun mensubmit hardcopy ke kantor Neso Indonesia di Menara Jamsostek, oiyah kalo StuNed harus submit hardcopy gak hanya aplod dokumen via web ya, jadi kalo dari luar kota harus kasih jarak untuk waktu pengiriman. Aku juga baru print pada hari itu, dan untungnya aku ngecek2 lagi, karena ternyata hasil printnya agak ngaco gitu sampe beberapa kali print, jadi formnya ada yang kepotong, pada udah kubuat jadi pdf lho,  jadi ini juga penting lagi, cek lagi! Udah gitu di tengah jalan aku baru sadar kalau gak punya lem buat ngelem amplopnya, akhirnya mampir Indomaret eh ga jual lem, akhirnya minjem staples di kasir Indomaret eh ternyata salah nyetaples haha, akhirnya minjem staples lagi di resepsionis Menara Jamsostek, sungguhlah sangat drama.

Setelah disubmit akhirnya tinggal harap-harap cemas sama banyak-banyak doa, karena emang ga ada tahapan seleksi lagi, langsung pengumuman cuy, makanya kalo dibandingin sama beasiswa sebelah ini mah ga ada ngerepotin2nya banget #barisansakithatijadinyinyir

Sekitar pertengahan April aku mendapat email konfirmasi bahwa berkasku telah diterima oleh pihak Nuffic Neso dan harap bersabar nunggu pengumuman sekitar akhir Mei atau awal Juni. Fiuhh, alhamdulillah, berkasku selamat tanpa kekurangan satu apapun.



Fulbright

Sambil menunggu akhirnya aku masih punya 14 hari untuk mempersiapkan berkas Fulbright, tapi waktu aku datang open house di @America dan mengetahui kalau Fulbright itu hanya mengcover sebesar 32.500 USD all in, dan konon kabarnya dari yang udah berangkat itu gak cukup atau kudu ngirit pisan, dan emang aku ga minat-minat banget kuliah di Amerika, entah kenapa mungkin karena belom pernah langsung kesana, kalo di Eropa tuh kaya aman, nyaman, damai, bangunannya antik-antik, gak riweuh aja, kemana-mana bisa naik kendaraan umum, kalo di Amerika kaya riweuh, macet, kemana-mana harus naik mobil, lah apa bedanya ma Depok LOL, belom lagi banyak adegan tembak-tembakan sana sini #kebanyakannontontipi.

Australia Awards Scholarship (AAS)




Akhirnya aku memutuskan untuk skip daftar Fulbright dan langsung move on ke AAS, aku juga ikutan support groupnya "AAS Hunters", yang mana sampai sekarang juga masih rame banget dan sangat banyak informasi yang bisa di dapat di sana. Semua tata cara, syarat-syarat, and the brah bisa kamu download dari webnya, dan semua proses aplikasi dilakukan via web juga, alias aplod mengaplod segala macam dokumen, no hard copy tapi kamu harus nunjukkin dokumen asli atau menyerahkan certified dokumennya kalo shortlisted, dan kamu harus perhatikan ya karena tiap negara punya deadline yang berbeda-beda dan juga dokumen yang harus di aplod berbeda-beda, sangat membantu sih menurutku ikutan support groupnya. AAS ini konon kabarnya salah satu beasiswa paling generous, karena stipendnya banyak, udah gitu sebelom berangkat yang shortlisted disekolahin IELTS juga sama mereka, dibayarin, dan dibayarin tes IELTSnya juga dan abis itu hasilnya buat kita pun kita gak lolos wawancara tahap akhir. Denger-denger juga yang dapet AAS pas balik ke Indo bisa beli mobil bahkan rumah saking banyak duitnya. Tapi buat mencapai shortlisted aja juga perjuangan banget karena pendaftarnya tiap tahun bisa sampai 4000an dan yang diterima paling banyak 10% saja dari itu, jadi ya emang persaingannya ketat banget. Lebih lagi AAS juga membagi-bagi ada golongan open dan public, targeted dan non-targetted dan masing-masing juga ada kuotanya sendiri-sendiri.

Australia kayaknya boleh juga nih, walaupun pendaftarannya sendiri timelinenya panjang bener, sampe yang pernah aku baca beberapa bahkan udah lupa mereka daftar AAS pas dapet surat panggilan. Kalo AAS ini jadi seleksi tahun 2016 adalah untuk berangkat tahun 2017. Kampus di Aussie pun bagus-bagus dan akhirnya aku milih buat propose UNSW dan Monash di jurusan seputar law and technology juga. Jadi kalo beasiswa AAS, kita apply universitasnya nanti setelah lolos seleksi beasiswanya, walaupun kalau sudah punya LoA bisa disertakan juga, siapa tau jadi pertimbangan pemberi beasiswa, tetapi pada dasarnya sih kita harus lolos AAS dulu baru setelah itu apply univnya dan kalo sudah lolos AAS sih most likely semua kampus juga mau nerima kita.

Waktu itu Rani dan Muthi juga bilangnya mau apply AAS, begitu juga dengan Prita, tapi makin dekat deadline tiba-tiba semua pada berguguran wkwkwk, aku sendiri waktu itu sudah sekitar setengah jalan, bahkan lebih mungkin ya, yang belum aku selesaikan hanya motivation statementnya saja, dan pada akhirnya..... aku gajadi daftar juga hahaha, aku gak menemukan motivasi yang cukup kuat untuk menuliskan motivation statement, padahal menurutku motivation statement itu harus ditulis pake hati banget, dan aku takutnya malah kalo apply asal kalo berikutnya mau apply lagi jadi ngaruh, karena di form ada tulisan apakah pernah apply AAS sebelumnya. Akhirnya yasudah karena deadline semakin dekat dan aku tidak juga menemukan aha momen dalam hal membuat motivation statement akhirnya aku juga gajadi apply.

Deep inside dari jaman dahulu kala aku emang pengen banget sekolah di Eropa, dan cuma Eropa, dan kalo kalian baca blog daily ku juga sering banget aku ngomong bakal ngelanjutin kuliah ke Belanda, lagi-lagi yah, omongan adalah doa, makanya kalau ngomong harus hai-hati yang baik-baik aja, walaupun pada awalnya aku berniat menebar jaring sebanyak-banyaknya sebagaimana aku tulis di part 1, pada akhirnya aku cuma apply ke Tilburg University dan cuma submit LPDP dan StuNed.

Finally.....

Pada tanggal 25 Mei 2016, pagi itu aku dianter papi ke stasiun Kebayoran Lama buat pergi ke Depok, ngos-ngosan aku ngejar kereta yang sudah sampai di peron, alhamdulillah kebagian masuk sebelum pintunya ditutup. Langsung aku ambil handphone dari saku dan yang pertama aku liat di home hapeku adalah chat dari grup Preparation StuNed yang bilang bahwa pengumuman sudah keluar, langsung dag dig dug duer bangetlah hati ini, pas aku scroll ke bawah ada email masuk dari StuNed dan di subjectnya ada tulisan congratulation, huwaaah, langsung aku buka emailnya dan begini isinya.



Langsung deh aku gemeteran parah, literally gemeteran sampe mau nulis di whatsapp ngabarin orang tua aja ga sanggup ngetiknya, akhirnya setelah tarik dan buang napas dan berusaha mengontrol diri ini, akhirnya bsia ngetik di whatsapp, langsung ngabarin mami, papi, pacar, temen2 di grup ini inu anu, wkwkwk, saking bahagianya, dan hari itu emang aku ada janji sama Rani dan Aya buat meet up di GI, jadi kaya pas banget gitu. StuNed kasih waktu sampai 28 Mei untuk confirm apakah beasiswanya mau diambil atau gak, dan tentu saja aku langsung confirm saat itu juga kalo aku ambil beasiswanya.

Alhamdulillah, terimakasih banyak untuk yang mendukung langkahku hingga saat ini, next aku bakal ceritain pas Welcoming Day StuNed, supaya kalian bisa lebih memahami tentang beasiswa ini ya.



Man Shabara Zhafira, siapa yang bersabar pasti akan beruntung.

Baca juga:

Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 1 (IELTS dan Swedish Institute)
Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 2 (LPDP)
Tips Mencari Kuliah S2 dan Beasiswa Luar Negeri ala Reihan Putri