Monday, June 13, 2016

Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 2 | Beasiswa StuNed

Halo, sekarang kita lanjut ya ke part 2, buat yang belum baca part 1 bisa dibaca di sini Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 1, di part 1 aku bercerita mengenai latar belakang mengapa aku ingin sekolah S2 dan juga persiapan IELTS.

LPDP, beasiswa yang sedang hits-hits nya saat ini, aku dan beberapa teman liqa semasa SMA (Rani, Muthi dan Aya) pun berencana mengikuti seleksi beasiswa LPDP, mengingat juga bahwa banyak teman dan senior kami yang telah berhasil berangkat atau akan berangkat kuliah S2 di luar negeri dengan beasiswa ini. Kamipun membuat support grup di whatsapp tempat saling bertanya dan berbagi informasi mengenai pendaftaran beasiswa ini. Tips dari aku, sungguhkah kalian butuh support grup seperti ini, teman-teman yang punya satu tujuan, bersemangat dan gak pelit informasi.

Kabar pembukaan seleksi tahap pertama tahun 2016 tidak kunjung jelas, sampai akhirnya kami baru mengetahui H-2 minggu deadline, dan jika ingin berangkat tahun ini maka kami harus ikut seleksi yang tahap pertama karena kebijakan LPDP yang menyatakan bahwa jarak antara penutupan pendaftaran dan keberangkatan minimal 6 bulan lamanya.

Kamipun mulai menyiapkan segala dokumen yang dibutuhkan, benar-benar pontang-panting karena seburu-buru itu haha, beasiswa lpdp sendiri sebenarnya dibuka sepanjang tahun, hanya saja ada 4 kali proses seleksi dalam satu tahun, kalau mau mendaftar pastikan perhatikan tanggal-tanggal ini ya.

Proses pertama seleksi administrasi, setelah membuat akun kita diminta untuk mengaplod dokumen-dokumen sebagai berikut....

Ini ya yang harus kamu persiapkan untuk daftar beasiswa lpdp
ditambah 2 buah essay tentang Kontribusi Bagi Indonesia dan Kesuksesan Terbesar dalam Hidup.

Pada waktu pembuatan akun aku melakukan hal yang sangat bodoh yaitu salah menginput tanggal lahir, dan tanggal lahir gabisa di edit dari fitur menu edit, akhirnya aku harus bolak balik telpon dan email ke CSO LPDP untuk mengubah tanggal lahir di akun ku, alhamdulillah setelah beberapa telpon dan email akhirnya berhasil juga.

Menurutku, persyaratan yang dibuat oleh LPDP adalah salah satu yang ter-rempong, harus medical check up ke RS Pemerintah dan itu literally bolak balik, ke lab, rontgen, ke ruang medcheck lagi, alamak kalo berbi pasti udah lelah, dan kata susternya pada waktu aku check up di RSUD Tarakan sudah ada sekitar 500 orang yang check up sebelum aku. Harus cari rekomendasi yang formatnya sudah ditentukan, harus buat SKCK, yang mana untuk dapet SKCK itu ada segudang lagi syaratnya, waktu itu untungnya aku bikinnya berbarengan dengan pendampingan klien di Polda dan Pak Polisinya baik banget. Harus ada surat ini, inu, anu pulak, duit yang keluar juga lumayan, yah namanya juga bakal dikasih beasiswa yang gak sedikit, jadi aku pikir baiklah ini perjuangan haha.

Pembuatan essay juga harus diperhatikan dengan baik, ada batasan 700 kata, pada waktu batch 1 aku masih dapat membuat essay dalam bahasa Indonesia, tetapi sejak batch 2 untuk tujuan luar negeri seluruh komponen harus dalam bahasa Inggris termasuk essay, aku pun mulai menulis pada saat menulis ini tentu aku membaca-baca contoh dari awardee2 LPDP sebelumnya, aku juga membaca tips-tipsnya dari berbagai blog, dan satu hal yang bisa aku simpulkan, tidak ada yang sama, benang merah yang bisa aku ambil hanya they are being themselves, jadi pastikan essaymu itu memang menunjukkan jati dirimu, just be yourself lah. Aku meminta bantuan dari beberapa orang untuk membaca essay dan memberi masukkan, alhamdulillah dikelilingi orang-orang baik yang mau direpotin kayak gini :'')

Karena pemberitahuan yang mendadak itu aku rasa, website LPDP sepat kelebihan beban dan tidak dapat diakses selama beberapa waktu, tidak ada juga kejelasan dari pihak LPDP mengenai masalah ini mereka hanya menyuruh mencoba lagi, semua calon pelamar mulai resah, aku sih sudah cukup pasrah, beberapa teman sampai mantengin websitenya 24 jam demi bisa login. Akhirnya beberapa hari sebelum batas waktu pendaftaran batch 1 berakhir, webistenya dapat diakses kembali dan 2 hari sebelum batas waktu pengaplodan berkas term 1 aku pun sudah mengunggah dan mensubmit semuanya, now let's prepare for the substantital test.

Pada proses persiapan ini aku juga banyak bertanya dengan teman-temanku yang sudah menjadi awardee, dengan orang yang bahkan gak aku kenal, temennya temenku yang awardee, yah pede aja muka tembok minta ijin nanya-nanya, lumayan juga kan nambah temen, biasanya awardee2 itu baik-baik dan welcome kok, juga dengan orang-orang yang sudah berkuliah di kampus impianku.

Essay on the Spot

Tes substansi ada 3 macam, essay on the spot, LGD dan wawancara (semua dalam Bahasa Inggris). Waktu itu aku dapat urutannya persis sama seperti itu, terbagi dalam dua hari, hari pertama essay baru hari kedua LGD dan wawancara. Untuk essay on the spot dan LGD yang perlu disiapkan selain kemampuan menulis dan berbicara adalah pengetahuan-pengetahuan terutama mengenai berita-berita yang sedang hangat, aku sarankan untuk rajin-rajin membaca portal berita dan koran, karena yang akan dijadikan tema adalah seputar berita-berita terhangat tersebut Untuk essay on the spot aku mendapatkan pilihan topik antara tembakau di Indonesia dan kereta cepat Jakarta-Bandung, aku pun memilih topik yang kedua. Waktunya kalau gak salah 30 menit, maaf ya karena udah agak lama aku jadi udah agak lupa, kalau kamu sudah pernah tes writing IELTS yah kira-kira seperti itulah.

Leaderless Group Discussion (LGD)

Tim LGD ku langsung bertemu dan berdiskusi setelah essay on the spot, lalu kita juga membuat grup whatsapp, kita mendiskusikan kemungkinan topik yang keluar dan role apa yang akan kita pegang, siapa yang membuka, siapa yang buat notulensi, siapa yang jadi time keeper, dari tips-tips yang kita dapat katanya jangan terlalu menonjol, jangan tidak sopan kalau tidak sepakat, jangan memotong yang sedang berbicara, puji argumen teman terlebih dulu, bilang terimakasih, semua harus dapat porsi bicara, apalagi yah, banyak sih tipsnya haha. Waktu itu aku berperan jadi notulen dan LGD yang temanya mengenai revisi UU Terorisme berjalan dengan cukup smooth, ada satu orang yang sangat menonjol di grupku, bahkan kesimpulan yang seharusnya aku yang menyampaikan saja sudah disampaikan duluan oleh dia, bahasa Inggrisnya emang lancar banget dan ide-idenya cemerlang, dia termasuk satu diantara 3 orang dari 10 orang yang lolos dari tim LGDku lho!

Interview

Okay last part, wawancara, yang paling besar porsi penilaiannya dan paling menentukan, kebetulan salah satu orang di grup LGDku mengirimkan list pertanyaan yang mungkin muncul, dan itu buanyaak, jadi aku mulai aja latihan menjawab, ngomong sendiri, ngomong depan kaca, sampai minta tolong diwawancara sama Ato langsung dari Singapore via Whatsapp Call. do your best and let God do the rest.

Pada saat wawancara, interviewerku ternyata tidak ada yang satu rumpun ilmu, satu dokter, satu psikolog dan satu lagi kurang tahu, karena aku harus berkali-kali menjelaskan apa itu hukum tekonologi, pada awalnya bahkan mereka bingung emang bisa anak hukum pindah ke IT capedeh, dan gak semuanya menggunakan bahasa Inggris jadi 25% aja interviewnya yang pake bahasa Inggris, interviewku berlangsung sekitar 15-20 menit, pertanyaannya kurang lebih sebagai berikut: kenapa mau S2 cepet? Kalo ga di Inggris mau ga? biaya kuliah disana berapa? kenapa ga di UI lagi? pulang gak mau buka law firm? gamau jadi dosen? siapa aja yang dukung kamu ambil master sekarang? pengabdian masyarakat apa aja yang udah pernah kamu lakukan? sebutin kampus lain di negara lain yang punya jurusan yang sama.

Sepanjang interview banyak jawabanku yang dipotong di tengah jalan, ada juga yang sudah ditanya pake bahasa Inggris ditanya lagi pakai bahasa Indonesia, aku sih ngerasanya pede-pede aja, dan selesai interview rasanya seperti sebongkah beban diangkat dari dada ini haha.

Pada waktu yang ditentukan, yang mana aku agak lupa kapan, akhirnya sekitar jam 10 malem, datanglah email yang mengabarkan

Besarnya tulisan TIDAK LULUS ini sempat mencabik-cabik hati para pelamar yang gagal sampai membuat trauma haha
Entah kenapa gak kaget, udah feeling dari awal kalo emang ga bakal dapet haha, dan sejak pulang dari wawancara aku sudah mulai memburu beasiswa lain apa saja yang bisa aku apply, dan ternyata Muthi dan Rani juga tidak lulus. Sementara Aya sudah lebih dulu mendapatkan beasiswa dari RSIS. Yah mungkin bukan rejeki kami kali ini. Banyak spekulasi yang bermunculan karena sepertinya banyak anak-anak cemerlang yang sudah mengantongi LoA dari universitas-universitas terbaik di dunia, yang IELTSnya tinggi banget tapi gak lolos. Aku sih selow aja, dengan keyakinan bahwa God knows best and you will get what you need instead of what you want.
"....tapi gw yakin ini bukan masalah nilai ini masalah faktor X yang hanya Allah dan yang menilai yang tau apa itu faktor Xnya, tapi yang jelas ini bukan masalah nilai semata. karena yang lolos juga mulai dari superior sampe inferior, rata, gabisa diprediksi. banyak yang biasa aja lolos banyak yang pinter ga lolos, lagi2 yah wallahualam. tetep positive thinking aja sama Allah, Allah janji kan pasti akan mengabulkan doa hamba-Nya entah itu sekarang, nanti, atau nanti lagi ketika di akhirat, yang pasti Allah gapernah ingkar janji. selain itu mungkin kita bisa memprediksi, kita bisa ngayal, kita bisa berencana, tapi semua Allah juga yang atur dan skenario Allah pasti lebih indah daripada cerita negeri dongeng manapun. jadi tetap semangat, usaha, doa, karena ini bukan jalan satu2nya ya kan...." courtesy of http://reiiputt.blogspot.co.id/2011/05/dugeun-dugeun.html (can't believe that I could write such thing in 2011)
Untuk yang tidak lulus bisa meminta hasil penilaian ke PPID, nanti akan dikeluarkan hasil penilaian beserta evaluasi mengapa kita tidak lulus, tapi aku pribadi entah mengapa gak tertarik buat minta, LOL. #barisansakithati #yangberlalubiarlahberlalu #lebihbaikkitamoveon


Bersambung ke part 3, perjuangan belum usai, when finally I got awarded a scholarship :)

update: Road to Reihan Putri, S.H., LL.M part 3

Baca juga kisahnya Rani, Muthi dan Aya

PS: untuk yang berminat dengan essayku #yakaliadayangmaukanlogaklulus (karena kadang kita perlu belajar dari kegagalan juga bukan hanya keberhasilan) dan probabilitas pertanyaan yang muncul saat wawancara (ada listnya sekitar ratusan pertanyaan) silahkan tulis di komentar dan sertakan email ya.

11 comments:

  1. Perjalanannya panjang juga buat dapet beassiswa yaa mbak reiput, dan beasiswa ngak cuma buat yang pinter tapi yang mau belajar dan bersungguh2, semangat mbak reiputt... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yes betul sekali, harus mau berusaha kalau ingin sukses, makasih Niaaar <3

      Delete
  2. Sabar reiiii jgn nyerahhh kalau uda niat dan usaha pasti dapet * optimis aja*
    Aku juga uda dr taun kmrn nyari beasiswa ke jepang tp bnyk kendala dr bahasa.. tp coba aja trus..
    Good luck ya aku bantu doa
    Btw suka baca postingan km !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aah, makasih banyak :"), alhamdulillah aku udah dapet beasiswa ke Belanda, kamu pasti bisa juga ke Jepang, tetap optimis, aku pengen belajar sama kamu deh biar ngeblognya rajin hihihi

      Delete
  3. Yuwanda ChairunnisaJun 21, 2016, 12:15:00 AM

    Kak Reihan Putri, ditunggu Part 3-nya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sunggu terharu tulisan saya dibaca oleh Mbak Yuwanda lho ini :")

      Delete
  4. Haloo.. mau dikirimin file nya dong ke sitifaatimah93@gmail.com
    thanks! :)

    ReplyDelete
  5. Luar biasa tulisannya bs buat inspirasi. Mb mnta fileny ya kirim ke yuyun_bedone@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  6. Hallo Putri, salam kenal. Sangat menginspirasi ceritanya. Bener sekali, terkadang Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan. Minta tolong share file ya ya buat referensi, mohon dikirim di arifin@proed.asia
    Semoga Allah selalu menjaga amain

    ReplyDelete
  7. Halo mba Reihan Putri, salam kenal!

    Aku barusan nonton livestreaming CSH Brightline dan jadinya baca postingannya mba. Aku insyaAllah lagi mau masuk semester 5 di UI dan udah mikir-mikir serta berencana buat cari-cari beasiswa juga untuk S2 nanti. Aku boleh minta share essay dan file-file lainnya juga ga mba?

    Emailnya : auliazhra13@gmail.com

    Terima kasih atas postingannya yang sangat membantu mba, semoga sukses selalu! :)

    ReplyDelete